Terharu..
Kerja di luar negeri bagi seorang muslim merupakan tantangan tersendiri. Terutama dalam memenuhi kewajibannya, seperti shalat, makanan, dan lainnya. Jika kita tinggal di negeri mayoritas muslim, mungkin sama sekali tidak masalah. Sewaktu dapat penempatan di Kuwait, saya senang sekali karena hampir bisa menunuaikan shalat berjamaah di lima waktu shalat. Shalat dzuhur dan Ashar biasanya di masjid dekat kantor. Sementara waktu lainnya shalat di masjid dekat rumah. Ibadah terasa nikmat sekali.
Sekarang aku tinggal di Peru, yang mayoritas adalah pemeluk Katolik, sekitar 90an %. Waktu shalat merupakan kendala tersendiri. Aku harus mencari tempat sepi buat shalat. Tapi di kantorku, hampir tidak ada ruangan. Untungnya, aku hampir setiap hari bekerja di tempat klien. Di sini, ada beberapa tempat yang biasa aku pakai untuk shalat. Ada sebuah ruang di gerbang pintu masuk, meeting room, atau di sudut2 ruangan. Kadang kalau tidak ada orang aku shalat di kotak kerjaku. Tapi ini kalau kerja malam saja, karena siang hari tentu banyak sekali orang di sini.
Tempat shalatku yg paling utama adalah sebuah tempat kosong, yang berada di persimpangan 2 ruangan. Jadi ada 2 buah ruang server yang terdapat di dekat tempat kerjaku. Untuk masuk ke ruang server ini, melalui jalan utama lalu belok kiri. Setelah belok ada ruangan kosong, untuk memilih ruang server mana yang akan dimasuki. Ruangan ini tentu terlihat dari jalan utama, tapi kalau orang yang lewat benar2x melirik, karena agak tersudut.
Minggu ini aku tidak bisa shalat di situ lagi..
Ruangan kosong tersebut skrg dibangun pintu. Aku pikir ruangan tersebut dikunci, gak bisa lagi deh shalat di situ. Aku terpaksa mencari tempat yg bisa untuk shalat. Ruang rapat tidak selamanya bisa ditempati, by default terkunci. Aku selalu berharap kalau paginya ada rapat, dan biasanya jadi tidak terkunci sampai malam.
Nah, saat aku pulang makan. Tiba2x security di sini memanggilku. Dengan isyarat, dia mengajakku menghampiri pintu yang terkunci untuk ruangan yg biasanya aku shalat. Lalu dia membukanya, dan menyalakan lampu. Dia bilang, kalau mau shalat di sini aja. Dugh! Luar biasa, aku kaget sekali. Pak satpamnya yg mempersilahkan aku untuk shalat di situ. Karena di sini sibuk sekali, aku biasanya melaksanakan 3 waktu shalat di kantor. Nah, ruangan tersebut kan dekat tempat jaga satpam. Rupanya mreka memperhatikan, dan pernah juga sih mereka menanyakan apa yg aku lakukan di ruangan tersebut. Hehehe.. jelas aja mreka mratiin, sehari bisa 3 kali aku ke tempat itu. Trus, aku kasih tau aja pake bahasa isyarat, intinya aku shalat di situ. Dan mereka mengerti.
Alhamdulillah, aku sekarang jadi seperti punya 'mushalla' sendiri di kantor ini. Sepi, tidak ada yang ngintip dari luar. Aku memang slalu berdoa.. agar dimudahkan untuk beribadah. Karena di negeri minoritas, tentu sebuah tantangan tersendiri.
Oh, ya. Satpam2x di sini baik2x semua samaku. Aku kalau ketemu mereka selalu tersenyum dan menyapa. Ada yang namanya Carlos, Jose (2 orang) dan Victor. Mereka juga baik, sering ngasih tau kalau taksiku sudah datang. Aku juga berusaha untuk akrab dan ramah ke mereka. Alhamdulillah...
Sekarang aku tinggal di Peru, yang mayoritas adalah pemeluk Katolik, sekitar 90an %. Waktu shalat merupakan kendala tersendiri. Aku harus mencari tempat sepi buat shalat. Tapi di kantorku, hampir tidak ada ruangan. Untungnya, aku hampir setiap hari bekerja di tempat klien. Di sini, ada beberapa tempat yang biasa aku pakai untuk shalat. Ada sebuah ruang di gerbang pintu masuk, meeting room, atau di sudut2 ruangan. Kadang kalau tidak ada orang aku shalat di kotak kerjaku. Tapi ini kalau kerja malam saja, karena siang hari tentu banyak sekali orang di sini.
Tempat shalatku yg paling utama adalah sebuah tempat kosong, yang berada di persimpangan 2 ruangan. Jadi ada 2 buah ruang server yang terdapat di dekat tempat kerjaku. Untuk masuk ke ruang server ini, melalui jalan utama lalu belok kiri. Setelah belok ada ruangan kosong, untuk memilih ruang server mana yang akan dimasuki. Ruangan ini tentu terlihat dari jalan utama, tapi kalau orang yang lewat benar2x melirik, karena agak tersudut.
Minggu ini aku tidak bisa shalat di situ lagi..
Ruangan kosong tersebut skrg dibangun pintu. Aku pikir ruangan tersebut dikunci, gak bisa lagi deh shalat di situ. Aku terpaksa mencari tempat yg bisa untuk shalat. Ruang rapat tidak selamanya bisa ditempati, by default terkunci. Aku selalu berharap kalau paginya ada rapat, dan biasanya jadi tidak terkunci sampai malam.
Nah, saat aku pulang makan. Tiba2x security di sini memanggilku. Dengan isyarat, dia mengajakku menghampiri pintu yang terkunci untuk ruangan yg biasanya aku shalat. Lalu dia membukanya, dan menyalakan lampu. Dia bilang, kalau mau shalat di sini aja. Dugh! Luar biasa, aku kaget sekali. Pak satpamnya yg mempersilahkan aku untuk shalat di situ. Karena di sini sibuk sekali, aku biasanya melaksanakan 3 waktu shalat di kantor. Nah, ruangan tersebut kan dekat tempat jaga satpam. Rupanya mreka memperhatikan, dan pernah juga sih mereka menanyakan apa yg aku lakukan di ruangan tersebut. Hehehe.. jelas aja mreka mratiin, sehari bisa 3 kali aku ke tempat itu. Trus, aku kasih tau aja pake bahasa isyarat, intinya aku shalat di situ. Dan mereka mengerti.
Alhamdulillah, aku sekarang jadi seperti punya 'mushalla' sendiri di kantor ini. Sepi, tidak ada yang ngintip dari luar. Aku memang slalu berdoa.. agar dimudahkan untuk beribadah. Karena di negeri minoritas, tentu sebuah tantangan tersendiri.
Oh, ya. Satpam2x di sini baik2x semua samaku. Aku kalau ketemu mereka selalu tersenyum dan menyapa. Ada yang namanya Carlos, Jose (2 orang) dan Victor. Mereka juga baik, sering ngasih tau kalau taksiku sudah datang. Aku juga berusaha untuk akrab dan ramah ke mereka. Alhamdulillah...