Wednesday, May 24, 2006
Friday, May 12, 2006
Terbuai
Sebuah syair dari Raihan yang diambil dari sebuah hadits:
“… ingat lima perkara,
sebelum lima perkara:
sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit,
hidup sebelum mati”
Sesuatu yang bergerak lambat seringkali membuat kita kurang waspada. Kalau dalam bahasa manajemen, sering dikatakan sebagai "zona kenyamanan". Sebuah kondisi yang perlu dihindari karena bisa membuat kita lengah terhadap kelemahan dan ancaman. Mungkin kita pernah membaca sebuah cerita tentang orang Jepang dan Ikan.
Orang Jepang sangat menyukai ikan. Mereka sangat perduli dengan rasa, sehingga bisa membedakan antara ikan yang masih segar dan tidak. Suatu waktu, penjualan menurun karena konsumen merasa kecewa dengan ikan hasil tangkapan yang dinilai kurang segar. Rupanya sejak lokasi penangkapan ikan relatif lebih jauh, ikan menjadi kurang segar karena terlalu lama di simpan. Akhirnya mereka menggunakan es untuk mengawetkan ikan-ikan tersebut. Tapi ternyata hasilnya masih kurang memuaskan. Mreka akhirnya menangkap ikan hidup-hidup dan menempatkannya dalam sebuah kolam. Sehingga mereka menjual ikan yang masih hidup. Tapi ternyata walaupun masih hidup tapi ternyata ikannya sudah loyo-loyo ketika dijual.
Lalu apa yang dilakukan oleh mereka? Mereka akhirnya memasukkan sebuah ikan predator ke dalam kolam tersebut. Predator ini siap menyerang dan memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Memang ada sebagian kecil ikan yang dimakan oleh sang predator, tapi ternyata ikan-ikan tersebut sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang sangat baik dan segar. Kenapa? Rupaya sejak adanya ancaman sang predator tersebut. Ikan-ikan rupanya menjadi segar karena "rajin berolahraga" dan selalu waspada dengan menjaga stamina tubuh agar bisa menghindari sergapan sang predator.
Terlepas dari benar tidaknya cerita tersebut. Kita bisa mengambil hikmahnya untuk selalu waspada dan tidak terbuai dengan segala nikmat yang diberikan. Dalam Islam diajarkan untuk selalu tawadhu dan wara'. Yaitu menahan diri tidak berlaku yang berlebihan agar tidak jatuh pada kecelakaan. Untuk mencapai prilaku tersebut kita bisa menarik pelajaran dari hadit Rasullullah tersebut.
“… ingat lima perkara,
sebelum lima perkara:
sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit,
hidup sebelum mati”
Sesuatu yang bergerak lambat seringkali membuat kita kurang waspada. Kalau dalam bahasa manajemen, sering dikatakan sebagai "zona kenyamanan". Sebuah kondisi yang perlu dihindari karena bisa membuat kita lengah terhadap kelemahan dan ancaman. Mungkin kita pernah membaca sebuah cerita tentang orang Jepang dan Ikan.
Orang Jepang sangat menyukai ikan. Mereka sangat perduli dengan rasa, sehingga bisa membedakan antara ikan yang masih segar dan tidak. Suatu waktu, penjualan menurun karena konsumen merasa kecewa dengan ikan hasil tangkapan yang dinilai kurang segar. Rupanya sejak lokasi penangkapan ikan relatif lebih jauh, ikan menjadi kurang segar karena terlalu lama di simpan. Akhirnya mereka menggunakan es untuk mengawetkan ikan-ikan tersebut. Tapi ternyata hasilnya masih kurang memuaskan. Mreka akhirnya menangkap ikan hidup-hidup dan menempatkannya dalam sebuah kolam. Sehingga mereka menjual ikan yang masih hidup. Tapi ternyata walaupun masih hidup tapi ternyata ikannya sudah loyo-loyo ketika dijual.
Lalu apa yang dilakukan oleh mereka? Mereka akhirnya memasukkan sebuah ikan predator ke dalam kolam tersebut. Predator ini siap menyerang dan memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Memang ada sebagian kecil ikan yang dimakan oleh sang predator, tapi ternyata ikan-ikan tersebut sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang sangat baik dan segar. Kenapa? Rupaya sejak adanya ancaman sang predator tersebut. Ikan-ikan rupanya menjadi segar karena "rajin berolahraga" dan selalu waspada dengan menjaga stamina tubuh agar bisa menghindari sergapan sang predator.
Terlepas dari benar tidaknya cerita tersebut. Kita bisa mengambil hikmahnya untuk selalu waspada dan tidak terbuai dengan segala nikmat yang diberikan. Dalam Islam diajarkan untuk selalu tawadhu dan wara'. Yaitu menahan diri tidak berlaku yang berlebihan agar tidak jatuh pada kecelakaan. Untuk mencapai prilaku tersebut kita bisa menarik pelajaran dari hadit Rasullullah tersebut.
Thursday, May 04, 2006
A stressful job
Beberapa waktu yg lalu, seorang teman kerja terkena panic mode. Tiba2x dia duduk terpaku tanpa bisa bisa mengerakkan anggota tubuhnya. Akhirnya dia terpaksa dibawa ke sebuah klinik untuk berkonsultasi dengan dokter. Untungnya saat ini dia sudah normal.
Selidik punya selidik, ternyata minggu ini dia mendapat giliran untuk membawa hot mobile phone. Yaitu handphone yang harus selalu dinyalakan dan bisa berbunyi kapan saja dalam 24 jam... emergency phone.
Seorang TAC2 engineer memiliki kewajiban untuk menerima laporan emergency yang ada di system kapan saja di mana saja dia berada. Dia juga harus bisa menyelesaikan masalah secepat mungkin. Karena system yg dihandle terkait dengan uang yang terus mengalir. Semakin lama sebuah layanan terganggu, semakin banyak uang yang hilang.
Oleh karena itu, kita bekerja dalam orde menit dan kalau perlu detik. Walaupun tak jarang penyelesaiannya memerlukan beberapa jam atau bahkan hari. Sehingga, tentu diperlukan beberapa kriteria untuk menangani pekerjaan ini, diantaranya harus tahan terhadap tekanan dan bisa ditelp 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.
Kenapa stress? Adanya batasan waktu dan tekanan oleh customer menjadi salah satu penyebab stress. Apalagi bila terjebak pada situasi yang sangat sulit, di mana kita melakukan kesalahan yang justru memperparah kondisi. Atau bisa juga ketika kita mendapat pressure yang kuat dari customer dan bos, tapi kita tidak bisa melakukan eskalasi masalah karena suatu alasan.
Hmm.. ya, setiap pekerjaan memang memiliki resiko dan tingkat ketegangan tersendiri. Kalau dibayangkan, pekerjaan seperti polisi tentu sangat beresiko. Apalagi pekerjaan menjadi penjahat, yang harus siap untuk tertangkap, dikerjar polisi atau bahkan ditembak mati.
Alhamdulillah, selama tiga tahun memegang handphone panas, hampir semua masalah dapat terselesaikan. Walaupun tidak jarang penyelesaiannya kurang memuaskan karena terjadi kesalahan atau hal lain yang mungkin tidak perlu terjadi. Sebuah pelajaran untuk pekerjaan ini adalah selalu belajar dan mengasah pengetahuan. Seorang senior berpesan "practice makes perfect". Selain itu, harus selalu berpedoman pada prosedur.. follow the procedure so you can avoid to be blamed. Dan jangan lupa selalu berdoa :)
Selidik punya selidik, ternyata minggu ini dia mendapat giliran untuk membawa hot mobile phone. Yaitu handphone yang harus selalu dinyalakan dan bisa berbunyi kapan saja dalam 24 jam... emergency phone.
Seorang TAC2 engineer memiliki kewajiban untuk menerima laporan emergency yang ada di system kapan saja di mana saja dia berada. Dia juga harus bisa menyelesaikan masalah secepat mungkin. Karena system yg dihandle terkait dengan uang yang terus mengalir. Semakin lama sebuah layanan terganggu, semakin banyak uang yang hilang.
Oleh karena itu, kita bekerja dalam orde menit dan kalau perlu detik. Walaupun tak jarang penyelesaiannya memerlukan beberapa jam atau bahkan hari. Sehingga, tentu diperlukan beberapa kriteria untuk menangani pekerjaan ini, diantaranya harus tahan terhadap tekanan dan bisa ditelp 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.
Kenapa stress? Adanya batasan waktu dan tekanan oleh customer menjadi salah satu penyebab stress. Apalagi bila terjebak pada situasi yang sangat sulit, di mana kita melakukan kesalahan yang justru memperparah kondisi. Atau bisa juga ketika kita mendapat pressure yang kuat dari customer dan bos, tapi kita tidak bisa melakukan eskalasi masalah karena suatu alasan.
Hmm.. ya, setiap pekerjaan memang memiliki resiko dan tingkat ketegangan tersendiri. Kalau dibayangkan, pekerjaan seperti polisi tentu sangat beresiko. Apalagi pekerjaan menjadi penjahat, yang harus siap untuk tertangkap, dikerjar polisi atau bahkan ditembak mati.
Alhamdulillah, selama tiga tahun memegang handphone panas, hampir semua masalah dapat terselesaikan. Walaupun tidak jarang penyelesaiannya kurang memuaskan karena terjadi kesalahan atau hal lain yang mungkin tidak perlu terjadi. Sebuah pelajaran untuk pekerjaan ini adalah selalu belajar dan mengasah pengetahuan. Seorang senior berpesan "practice makes perfect". Selain itu, harus selalu berpedoman pada prosedur.. follow the procedure so you can avoid to be blamed. Dan jangan lupa selalu berdoa :)