Terbuai
Sebuah syair dari Raihan yang diambil dari sebuah hadits:
“… ingat lima perkara,
sebelum lima perkara:
sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit,
hidup sebelum mati”
Sesuatu yang bergerak lambat seringkali membuat kita kurang waspada. Kalau dalam bahasa manajemen, sering dikatakan sebagai "zona kenyamanan". Sebuah kondisi yang perlu dihindari karena bisa membuat kita lengah terhadap kelemahan dan ancaman. Mungkin kita pernah membaca sebuah cerita tentang orang Jepang dan Ikan.
Orang Jepang sangat menyukai ikan. Mereka sangat perduli dengan rasa, sehingga bisa membedakan antara ikan yang masih segar dan tidak. Suatu waktu, penjualan menurun karena konsumen merasa kecewa dengan ikan hasil tangkapan yang dinilai kurang segar. Rupanya sejak lokasi penangkapan ikan relatif lebih jauh, ikan menjadi kurang segar karena terlalu lama di simpan. Akhirnya mereka menggunakan es untuk mengawetkan ikan-ikan tersebut. Tapi ternyata hasilnya masih kurang memuaskan. Mreka akhirnya menangkap ikan hidup-hidup dan menempatkannya dalam sebuah kolam. Sehingga mereka menjual ikan yang masih hidup. Tapi ternyata walaupun masih hidup tapi ternyata ikannya sudah loyo-loyo ketika dijual.
Lalu apa yang dilakukan oleh mereka? Mereka akhirnya memasukkan sebuah ikan predator ke dalam kolam tersebut. Predator ini siap menyerang dan memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Memang ada sebagian kecil ikan yang dimakan oleh sang predator, tapi ternyata ikan-ikan tersebut sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang sangat baik dan segar. Kenapa? Rupaya sejak adanya ancaman sang predator tersebut. Ikan-ikan rupanya menjadi segar karena "rajin berolahraga" dan selalu waspada dengan menjaga stamina tubuh agar bisa menghindari sergapan sang predator.
Terlepas dari benar tidaknya cerita tersebut. Kita bisa mengambil hikmahnya untuk selalu waspada dan tidak terbuai dengan segala nikmat yang diberikan. Dalam Islam diajarkan untuk selalu tawadhu dan wara'. Yaitu menahan diri tidak berlaku yang berlebihan agar tidak jatuh pada kecelakaan. Untuk mencapai prilaku tersebut kita bisa menarik pelajaran dari hadit Rasullullah tersebut.
“… ingat lima perkara,
sebelum lima perkara:
sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit,
hidup sebelum mati”
Sesuatu yang bergerak lambat seringkali membuat kita kurang waspada. Kalau dalam bahasa manajemen, sering dikatakan sebagai "zona kenyamanan". Sebuah kondisi yang perlu dihindari karena bisa membuat kita lengah terhadap kelemahan dan ancaman. Mungkin kita pernah membaca sebuah cerita tentang orang Jepang dan Ikan.
Orang Jepang sangat menyukai ikan. Mereka sangat perduli dengan rasa, sehingga bisa membedakan antara ikan yang masih segar dan tidak. Suatu waktu, penjualan menurun karena konsumen merasa kecewa dengan ikan hasil tangkapan yang dinilai kurang segar. Rupanya sejak lokasi penangkapan ikan relatif lebih jauh, ikan menjadi kurang segar karena terlalu lama di simpan. Akhirnya mereka menggunakan es untuk mengawetkan ikan-ikan tersebut. Tapi ternyata hasilnya masih kurang memuaskan. Mreka akhirnya menangkap ikan hidup-hidup dan menempatkannya dalam sebuah kolam. Sehingga mereka menjual ikan yang masih hidup. Tapi ternyata walaupun masih hidup tapi ternyata ikannya sudah loyo-loyo ketika dijual.
Lalu apa yang dilakukan oleh mereka? Mereka akhirnya memasukkan sebuah ikan predator ke dalam kolam tersebut. Predator ini siap menyerang dan memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Memang ada sebagian kecil ikan yang dimakan oleh sang predator, tapi ternyata ikan-ikan tersebut sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang sangat baik dan segar. Kenapa? Rupaya sejak adanya ancaman sang predator tersebut. Ikan-ikan rupanya menjadi segar karena "rajin berolahraga" dan selalu waspada dengan menjaga stamina tubuh agar bisa menghindari sergapan sang predator.
Terlepas dari benar tidaknya cerita tersebut. Kita bisa mengambil hikmahnya untuk selalu waspada dan tidak terbuai dengan segala nikmat yang diberikan. Dalam Islam diajarkan untuk selalu tawadhu dan wara'. Yaitu menahan diri tidak berlaku yang berlebihan agar tidak jatuh pada kecelakaan. Untuk mencapai prilaku tersebut kita bisa menarik pelajaran dari hadit Rasullullah tersebut.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home