Magoroku Kai

It's about life and related things..

Wednesday, February 23, 2005

shobahal khair..

Sebuah message YM dari Ifat: "Seandainya manusia itu tahu tentang aibnya sendiri niscaya tak ada orang yang mau mencela orang lain." Suatu ketika ia ditanya oleh seorang sahabatnya, "Wahai abu Yazid, (panggilan Rabi'), mengapa engkau tidak pernah mencela orang lain. Ia menjawab, "Demi Allah, jiwaku saja belum tentu diridhai Allah, lalu untuk apa aku mencela orang lain? Sesungguhnya banyak manusia yang takut kepada Allah karena melihat dosa-dosa yang dilakukan orang lain. Tetapi tidak sedikit di antara mereka yang seperti tidak merasakan hal itu dengan dosa yang ia lakukan sendiri."(Rabi' bin Hutsaim, seorang tabi'in)

--

Pagi ini aku bangun relatif lebih awal. Aku bangun dengan beberapa pertanyaan.. kalau bukan disebut sebagai beban. Ada banyak tips, yang menganjurkan agar ketika bangun pagi, kita harus mencoba tersenyum, menyambut pagi dengan rasa gembira. Agar hari ini akan dihadapi dengan penuh semangat. Ah, jadi ingat dengan seseorang yg selalu happy aja menghadapi hari-harinya ;)

Apa sih yang menjadi seringkali dipikirkan? Gak ah, malu :D
Implisitnya.. aku sering bertanya-tanya di pagi hari tentang kehidupan. Bagi seorang muslim, kehidupan ini bukan lah sesuatu yang abadi. Seorang nabi yang usianya mencapai ribuan tahun, ketika malaikat maut mendatanginya dia menyatakan.. bahwa kehidupan ini seperti memasuki sebuah rumah, melalui sebuah pintu, lalu keluar melalui pintu yang lainnya. Sedemikian cepatnya. Sedangkan aku sebagai umat Muhammad SAW umurnya tentu tidak terlalu panjang... 60, 70, 80.. atau bisa jadi beberapa tarikan nafas lagi. Wallahu'alam..

Hari-hari akan terasa cepat, jika kita memiliki sesuatu yang ingin dikejar. Karena setiap hari, kita disibukkan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Bahkan seringkali, kita menginginkan agar waktu berjalan lebih cepat lagi. Agar apa yang dicita-citakan itu terwujud.

Ada orang yang ingin segera mendapat titel PhD, ada yang ingin membangun sebuah rumah untuk keluarganya, ada yang ingin berlibur ke luar negeri, memiliki sebuah kendaraan bermotor, beli komputer baru, menjadi pemimpin, mendapatkan tempat kerja yang baru, mendapatkan gelar penghargaan yang prestise, ingin menyelesaikan sebuah buku, memiliki seorang pasangan hidup, memiliki anak, lulus sekolah dan hidup mandiri... macam-macam...

Jadi ingat sebuah dongeng di sebuah majalah anak-anak waktu kecil dulu..
Alkisah ada seorang anak kecil yang diberi sebuntal benang oleh seorang peri yang baik hati. Jika dia menarik benang, maka waktu akan berjalan cepat sesuai keinginannya. Waktu yang sudah ditarik, tentu tidak akan pernah kembali.
Singkat cerita, anak ini jatuh cinta dengan seorang temannya, dia ingin segera menikah. Begitu besarnya keinginannya, Maka ia menarik gulungan benang tersebut, dalam sekejap dia telah dewasa dan telah menikah dengan gadis idamannya itu. Tak lama, dia ditugaskan pemerintah untuk pergi berperang. Tak tahan dengan penderitaan dan rasa sepi berpisah dengan keluarga, kembali dia menarik benang. Waktu berputar dengan cepat, kini dia berkumpul lagi dengan keluarganya.. demikian lah.. tiap kali dia memiliki keinginan atau menghadapi kesulitan, maka sang anak akan menarik benang itu. Sehingga tanpa sadar, kini dia sudah renta. Lalu dia menyesal, mengapa waktu menjadi sedemikian cepatnya berlalu. Dia menangis, bahwa rasanya baru kemarin dia adalah seorang anak kecil, sekarang dia menjadi tua renta dan lemah...
Dongeng tersebut adalah contoh ekstrim dari kehidupan kita, tentang harapan dan ketakutan menghadapi masalah.

Kalau ingat cerita itu, aku selalu bersyukur aku masih muda (emm.. gak juga deh, udah 26 :D ). Yah.. banyak hal yang masih perlu dilakukan :)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home