Merdeka?
"Duuablek! Busyet! Sontoloyo! Kurang ajar!"
Sembilan tahun yang lalu, saya mendapat kecaman dari teman-teman SMU saya. Pasalnya saya membuat artikel di majalah sekolah, yang isinya mengkritik acara 17an yang berkesan hura-hura.
Hari ini, saya masih konsisten dengan tulisan saya tersebut. "Jika para pejuang itu melihat kita sekarang, mereka akan menangis. Bahwa darah dan air mata yang mereka tumpahkan ke bumi pertiwi tercinta ini, hanya melahirkan generasi-generasi yang lalai dan melupakan perjuangan mereka. Alih-alih mendoakan mereka, kita justru sibuk dalam kesenangan semu. Tertawa di bawah penjajahan ekonomi, sosial, budaya dan pemikiran".
Biarlah mereka mengecam saya... (lagi)
Karena saya lebih berempati kepada para pejuang yg telah gugur untuk memerdekakan kita dari penjajahan fisik.
Biarlah saya duduk di sini mendengarkan kisah sedih leluhur kita...
serta bisikan lirih mereka untuk terus melanjutkan perjuangan.
Selamat merayakan kemerdekaan teman...!
Sembilan tahun yang lalu, saya mendapat kecaman dari teman-teman SMU saya. Pasalnya saya membuat artikel di majalah sekolah, yang isinya mengkritik acara 17an yang berkesan hura-hura.
Hari ini, saya masih konsisten dengan tulisan saya tersebut. "Jika para pejuang itu melihat kita sekarang, mereka akan menangis. Bahwa darah dan air mata yang mereka tumpahkan ke bumi pertiwi tercinta ini, hanya melahirkan generasi-generasi yang lalai dan melupakan perjuangan mereka. Alih-alih mendoakan mereka, kita justru sibuk dalam kesenangan semu. Tertawa di bawah penjajahan ekonomi, sosial, budaya dan pemikiran".
Biarlah mereka mengecam saya... (lagi)
Karena saya lebih berempati kepada para pejuang yg telah gugur untuk memerdekakan kita dari penjajahan fisik.
Biarlah saya duduk di sini mendengarkan kisah sedih leluhur kita...
serta bisikan lirih mereka untuk terus melanjutkan perjuangan.
Selamat merayakan kemerdekaan teman...!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home